Friday, November 29, 2013

Menuju Kemajuan Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia

Pada era saat ini, kata dan praktik ekonomi syariah bukanlah lagi hal yang dianggap tabu ataupun hanya dipandang sebelah mata. Kemajuan perkembangan ekonomi syariah begitu direspon positif oleh mereka terutama para pelaku di bidang ekonomi itu sendiri, yakni baik lembaga keuangan maupun masyarakat. Perkembangan konsep dari ekonomi syariah di Indonesia sendiri dimulai sekitar tahun 1991 ketika Bank Muamalat Indonesia berdiri yang kemudian diikut oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya. Berdasarkan data statistik perbankan syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada September 2013, penyaluran dana bank pembiayaan rakyat syariah yakni sebesar 82,75% dibiayai oleh bank syariah. Sedangkan sisanya sebesar 17,25% dibiayai oleh bank lain. Hal tersebut dapat menunjukkan kekinian perkembangan dari ekonomi syariah pada dunia perbankan dengan produk pembiayaan (penyaluran dana). Pembiayaan tersebut kebanyakan disalurkan kepada usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia. Kemudahan sistem peminjaman yang ada pada bank syariah, membuat para rakyat Indonesia pun menjadi semakin tertarik untuk ikut berpartisipasi didalam ekonomi syariah. Selain itu, sistem bagi hasil yang diterapkan, serta sistem pembayaran pinjaman yang disesuaikan dengan pendapatan yang diterima oleh si peminjam tentu saja membuat mereka tidak merasa tertekan. Baru-baru ini, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Non-Bank OJK, Firdaus Djaelani (Jakarta, 25 November 2013) mengatakan bahwasannya “ Industri syariah tumbuh di semua sektor, misalnya perbankan, asuransi, pegadaian juga begitu. Artinya permintaan masih bagus sekali, prospeknya juga demikian.” Hal ini tentu saja menjadi kabar baik bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan industry keuangan non bank berbasis syariah dapat tumbuh 45% pada tahun 2014. Pada tahun ini, industri keuangan syariah tumbuh 30%, melebihi industri keuangan konvensional.
Tentu saja untuk mencapai target tersebut diperlukan kerjasama antar pihak terkait. Penyampaian produk-produk syariah kepada masyrakat pastinya akan membuat ekonomi syariah lebih mampu dikenal. Misalkan saja produk syariah seperti al-wadi’ah atau yang mungkin umumnya kita kenal sebagai tabungan atau simpanan, yang kemudian simpanan tersebut diputar untuk dijadikan pinjaman. Dalam hal ini bank sebagai penyalur dana akan memberikan pinjaman berupa pembiayaan yang umumnya digunakan untuk modal usaha si peminjam. Nantinya, saat si peminjam telah mendapatkan keuntungan dari hasil usaha yang ia kembangkan, pihak bank (penyalur dana) dan penabung (pemilik dana) akan ikut menerima hasil dari keuntungan tersebut. Hal ini tentu saja menarik bagi masyarakat yang akan menabung dan juga yang akan menjadi peminjam , apalagi di dalam ekonomi syariah khususnya di dunia perbankan tidaklah dikenakan bunga pinjaman dan ketentuan pembayaran. Sehingga tidak memberatkan pihak si peminjam, namun si penabung pun dananya akan tetap dijamin oleh pihak bank. Kemudahan yang ditawarkan oleh ekonomi syariah ini terutama pada lembaga-lembaga keuangan ini diharapkan dapat diterapkan secaa maksimal di Indonesia. Semakin meningkatnya minat masyarakat untuk menggunakan dana pembiayaan sebagai modal usaha mereka tentu saja akan meningkatkan perekonomian Indonesia. Semakin meluasnya lapangan pekerjaan dengan semakin meningkatnya jumlah usaha kecil dan menengah yang didirikan, tentu akan meningkatkan pula lapangan kerja bagi para masyarakat Indonesia. Hal ini tentu saja telah membantu meningkatkan kesejahteraan para masyarakat Indonesia, serta mengurangi jumlah pengangguran yang ada.
Menurut data statistik perbankan syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia mengenai komposisi pembiayaan yang diberikan bank umum syariah dan unit usaha syariah pada September 2013  terdapat sebanyak 177, 320 (dalam miliar Rupiah) pembiayaan yang diterapkan melalui produk-produk syariah itu sendiri. Kenaikan yang cukup signifikan ini 174, 537 (dalam miliar Rupiah) pada Agustus 2013 dapat kita simpulkan bahwasannya semakin meluasnya pemakaian dari produk-produk syariah yang ditawarkan. Dan pada komposisi pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan syariah dari data yang sama, terdapat kenaikan penggunaan produk-produk syariah yakni dari 4,240,623 (dalam miliar Rupiah) pada Agustus 2013 menjadi 4,315,666 (dalam miliar Rupiah) pada September 2013. Data tersebut, makin dapat meyakinkan bahwasannya ekonomi syariah memang semakin signifikan berkembang. Penyalur dana tersebut digunakan oleh masyarakat untuk modal usaha. Seperti disimpulkan pada data statistik perbankan syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yakni sebesar 63,650 (dalam miliar Rupiah) berasal dari bank umum syariah dan unit usaha syariah  dan 2,167,093 (dalam miliar Rupiah) dari bank pembiayaan syariah pada September 2013.
Dapat dipastikan bahwa masyarakat Indonesia memang telah memanfaatkan penerapan ekonomi syariah dalam mendirikan unit usaha kecil maupun menengah. Tentu saja kita sangat mengharapkan kenaikan ini memang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia serta perekonomian negara Indonesia. Regulasi yang ditetapkan pun diharapkan mampu berlaku secara adil dan benar bagi para pelaku ekonomi syariah, sehingga nantinya diharapkan akan terjalin kerjasama antar pihak yang berimpas baik bagi semua pihak yang dilibatkan. Kemajuan perkembangan ekonomi syariah dengan peningkatan usaha masyarakat akan menjembatani keberlangsungan negara yang lebih baik lagi kedepan.
                                                                       

                                    Ditulis oleh : Desty Eka Putri

ASUS Fonepad Tablet 7 Inci dengan Fungsi Telepon


ASUS kembali memperkenalkan produk terbarunya yang disesuaikan dengan keinginan para konsumen. ASUS Fonepad Tablet 7 Inch ini telah diperkenalkan pada Mobile World Congress 2013. Fonepad adalah tablet yang memiliki sebuah fleksibilitas smartphone, tapi dengan kenyamanan layar sebuah tablet, sehingga hal ini tentu saja mempermudahkan Anda yang hanya perlu membawa satu alat saja. Semakin meningkatnya keinginan konsumen terhadap tablet yang juga mampu melakukan panggilan suara, hal inilah yang mendorong ASUS untuk menghadirkan produk yang memenuhi kebutuhan pasar. Saat ini, sebagian besar tablet terjangkau yang tersedia di pasaran merupakan tablet dengan konektivitas WiFi untuk terhubung ke internet saja. Padahal di Indonesia keleluasaan tersebut masih tergolong belum terlalu bebas tersebar. Ketika kita berada di tempat tertentu, atau di tengah perjalanan belum tentu kita bisa terhubung ke internet untuk memenuhi kebutuhan kita. Maka dari itu, Asus memberikan fitur koneksi 3G + HSDPA pada konektivitas internetnya, serta fitur 3G telephony  yang ditawarkan untuk melakukan panggilan suara, mengirimkan SMS ataupun MMS.
Dipersenjatai dengan prosesor Intel Atom Z2420 Lexington, yang merupakan prosesor berkecepatan 1,2GHz dan memiliki fitur HyperThreading. Pemilihan prosesor ini sekaligus membuat Fonepad menjadi tablet 7 inci pertama di dunia yang menggunakan prosesor tersebut. Dari sisi desain, tablet yang hadir dalam pilihan warna Titanium Gray atau Champagne Gold ini menggunakan casing berbahan dengan metallic finish hingga memperkuat kesan elegan pada ASUS Fonepad. Desainnya yang minimalis, rapi, tanpa mengumbar banyak port atau konektor pada sekeliling body-nya terlihat pada penempatan slot MicroSD dan Micro SIM card yang ada di dalam penutup belakang, bagian atas Fonepad. Penempatan tersebut semakin menegaskan desain Fonepad yang secara keseluruhan menjadi bagaikan tablet kelas premium.

Layar 7 inci yang digunakan Fonepad mendukung resolusi HD yakni 1280x800. Penggunaan panel IPS menjadikan tablet ini punya tampilan yang tetap tajam, warna cerah meski dilihat dari berbagai sudut, hingga 178 derajat. Di bagian depan, tersedia kamera 1,2MP. Dan kamera 3MP auto focus di bagian belakang dapat digunakan untuk merekam video beresolusi HD 720p.

Untuk menyimpan data, tablet 10 finger multi-touch berbasis Android 4.1 Jelly Bean ini menyediakan penyimpanan 8 atau 32GB dan dapat diekspansi hingga 32GB lagi lewat slot MicroSD. Jika belum mencukupi, ASUS juga menyediakan online storage sebesar 5GB yang bisa digunakan secara cuma-cuma selamanya oleh pengguna. Media penyimpanan berbasis cloud ini juga memiliki fitur Webstorage Office yang memungkinkan pengguna membuka, membuat, mengedit, atau melakukan sharing dokumen MS Word, Excel dan PowerPoint lewat Fonepad tanpa perlu menginstalasikan Microsoft Office.
Lalu, bagaimana dengan masa aktifnya? Dengan baterai sebesar 4270mAh, pengguna dapat memainkan video beresolusi HD 720p hingga 9,5 jam pada Fonepad. Jika pengguna perlu melakukan panggilan telepon di jaringan 3G, baterai tersebut mampu memasok daya hingga 31 jam.
Fonepad saat ini dipasarkan dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp2.499.000 untuk kapasitas 8GB dan Rp3.699.000 untuk kapasitas 32GB.